Sabtu, 16 Oktober 2010

aku dan sepedaku

Malam ini begitu indah. Aku berbaring di atas rumput, memandang jauh bintang-bintang yang bermain di langit gelap yang luas. Mataku di manjakan oleh indahnya cahaya-cahaya bintang dan bulan yang tersenyum memandang ke arah ku. Suasana yang sangat nyaman. Suara-suara jangkrik bernyanyi di malam hari menambah ketentraman hatiku malam ini.

Membuatku bersemangat mengenang masa aku kecil dulu. kehidupan yang bagiku pernuh dengan warna. Ada sebuah kejujuran dan ada sebuah kebohongan karena aku adalah seorang manusia. Ada tawa tapi ada juga perkelahian karena aku adalah seorang anak kecil dengan ego yang tinggi. Ada sebuah kepatuhan tapi ada juga sebuah pemberontakan. Ada sebuah cinta dan ada kebencian karena hatiku adalah hati seorang manusia.

Aku bersyukur kepada Tuhan karena hidupku adalah sebuah petualangan. Penuh dengan tantangan dan meraih mimpi dengan perjuangan. Saat aku berusia 7 tahun, aku masih belum mengenyam pendidikan. entah apa yang membuat orang tuaku begitu berat menitipkan aku di sekolah. Mungkin baginya sekolah adalah sebuah penjara dan mereka tidak tega memenjarakan aku, mungkin juga mereka berfikir bahwa aku lebih aman memainkan gitar di jalan, bernyanyi dari tiap bus ke bus berikutnya.

Walau aku tak bersekolah, tapi aku tetap memiliki mimpi. Seorang gadis bodoh yang bermimpi duduk di sebuah mobil mewah, mengenakan pakaian yang indah dan mahal. Membayangkan wajah kecilku begitu cantik dengan rambut hitam yang harum seperti bunga dan semua mimpi itu berhenti saat pukulan yang tidak begitu keras tapi cukup menyakitkan mendarat di kepalaku, membuat aku tersentak dan buyarlah sudah kebahagiaanku.

Rupanya Bang Ronald yang memukulku. bang Ronal adalah lelaki tua yang memiliki 3 istri tapi belum juga memiliki anak. Sebenarnya nama laki-laki itu bukanlah Ronald melainkan Joko. Dia merasa bahwa bapak dan ibunya salah memberikan nama kepadanya. Joko Trisnoto baginya bukanlah nama yang tangguh untuk menaklukan wanita. Ia lebih senang di panggil Ronald Saputra. Tapi bagiku nama itu tak pantas di sandang olehnya karena dia bukanlah laki-laki yang tampan. Bang Ronald adalah seorang agen koran, dia memiliki banyak pekerja dan pastinya memiliki banyak uang.

" sono lo sekolah, pagi-pagi gini udah ngamen aja loo. nyampah jakarta aja ni bocah " ucapnya keras sebelum menyeruput kopi pahit di sebelahnya. Bang Ronald adalah orang yang pertama yang memerintahkan aku untuk sekolah. :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar